Tips dan trik sukses menjadi DUTA BAHASA Provinsi Aceh



"Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah dan Kuasai Bahasa Asing"

Dua tahun lalu saya mengikuti pemilihan Duta Bahasa Provinsi Aceh 2016. Awalnya tidak terpikirkan sama sekali untuk mengikuti kompetisi tersebut, akhir di penghujung pendaftaran saya diajak oleh teman saya mengikuti pemilihan yang notabennya adalah pemenang Duta Bahasa ditahun sebelumnya hingga akhirnya saya dinobatkan menjadi Duta Bahasa Provinsi Aceh 2016.

Banyak sekali proses dan pengalaman yang saya rengkuh hingga bisa berada di titik ini. Berbagai macam pertanyaan yang menghampiri melalui sosial media untuk bisa menjadi Duta Bahasa. Melalui tulisan ini saya berharap dapat berbagi pengalaman rangkaian proses pemilihan Duta Bahasa.

Proses seleksi pemilihan Duta Bahasa dimulai dari seleksi berkas, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), wawancara dan presentasi proposal kerja. 

1. Seleksi berkas
Pengisian formulir merupakan point awal untuk branding diri kita. Banyak sekali pendaftar yang mengikuti seleksi awal ini, agar dapat terlihat dan dilihat berikut point penting dari saya. 

  1. Pengisian formulir sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Setiap kata yang mengandung unsur asing diganti dengan bahasa Indonesia seperti e-mail menjadi pos-el.
  2. Terdapat isian bahasa yang dikuasai, langkah lebih baik mengisi bahasa kedalam tiga aspek yaitu bahasa nasional, bahasa daerah dan bahasa asing (minimal satu bahasa yaitu bahasa Inggris). Bahasa merupakan point penting untuk mengikuti pemilihan Duta Bahasa yang mempunyai visi "Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah dan Kuasai Bahasa Asing".
  3. Kemudian terdapat kolom prestasi, disini tuliskan prestasi terbaik yang pernah digeluti. Tentu saja banyak pendaftar yang mempunyai pengalaman-pengalaman diluar sana, untuk muncul dipermukan perlu amunisi, salah satunya dengan prestasi. Prestasi saya saat itu lebih berorientasi ke akademik seperti berbagai macam lomba akademik, olimpiade dan kejuaraan. Alangkah lebih baik jika prestasi yang mendukung terkait dengan bahasa itu sendiri. Mengapa demikian? orang yang sudah punya pengalaman lebih diunggulkan karena sudah siap terjun ke medan perang. Prestasi minim, tidak perlu khawatir ! kamu bisa tonjolkan disisi lain versi terbaikmu.
  4. Organisasasi. Seseorang yang hanya pintar saja tentu akan sulit bersaing dengan orang yang cerdas, dalam arti dia yang berwawasan dan mempunyai kecakapan akan diunggkulkan. Kecakapan itu diperoleh salah satunya dengan organisasi. Kebanyakan organisatoris memiliki kecakapan inter dan intra personal. Lampirkan organisasi terbaik sebagai penunjang kompetisi. Tidak perlu terlalu show off, cukup lampirkan bagian yang memang diminta, jika diminta 5 organisasi cukup lampirkan 5 tidak lebih, kareana kepribadian juga terlihat dari tulisan :)
  5. Bakat dan keahlian khusus. Kenapa point ini diminta? karena seorang duta adalah cerminan dari lembaga, meski dituntut menguasai bahasa tetapi  Duta Bahasa menginginkan cerminan yang juga menguasai kebudayaan. Saya sarankan bakat dan keahlian khusus ini kaitkan dengan kebudayaan di provinsi Aceh.
  6. Terakhir yaitu penampilan. Pengisian formulir ini diminta melampirkan foto. Usahakan foto ini bersifat formal dan menampilkan sisi terbaikmu. Logikanya begini, jika dalam proses seleksi berkas peserta yang mengikuti lebih dari 200 orang, sedangkan untuk lulus tahap selanjutnya hanya diperlukan 50 orang. Ketika panitia dihadapkan dengan calon-calon yang sangat pintar dengan prestasi yang sama-sama mendukung, tentu yang memiliki kepribadian menarik akan lebih diunggulkan. Mengapa? karena lembaga menginginkan pemenang yang unggul untuk jadi wajah lembaga tersebut. Penampilan memaksimalkan peforma. 

2. Uji Kemahiran Berbahsa Indonesia (UKBI)
Selang beberapa hari panitia akan mengumumkan orang-orang terpilih untuk masuk ketahap selanjutnya. Awal mengikuti kompetisi saya sangat bingung UKBI itu apa si? tes nya ngapain? harus kuasai apa?. Banyak sekali peserta yang belum mengatahui apa itu UKBI, karena belum familiar dikhalayak. Point ini akan lebih saya tekankan untuk berbagi wawasan. Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) ini merupakan tes tulis yang digunakan untuk menguji kemampuan bahasa Indonesia, jika pernah mengikuti tes TOEFL tentu tidak akan asing karena UKBI merupakan TOEFL versi Indonesia. Kenapa harus tes UKBI? visi Duta Bahasa yang utama adalah mengutamakan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu lembaga menginginkan pribadi yang tidak perlu diragukan lagi kemampuan bahasa Indonesianya. Tips dari saya untuk seleksi ini carilah referensi mengenai UKBI, lebih tekankan ke soal latihannya karena saat tes nanti akan disuguhkan banyak sekali soal dalam bentuk pilihan, essay, fill in the blank, story, listening, dll. Perbanyak referensi di berbagai media online seperti web Duta Bahasa, kemendikbud atau beli buku yang terkait kebahasaan. Beberapa buku referensi saya saat itu antara lain Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buku kata, kalimat, paragraf yang dikeluarkan kemendikbud, Bahasa Indonesia jilid 1 dan 2 yang ada di balai bahasa provinsin Aceh. Balai bahasa menyediakan banyak buku di dalam perpustakaanya, saran saya gunakan saja fasilitas tersebut untuk memperkaya wawasan. Waktu yang terbatas hanya beberapa hari tidak akan cukup untuk menguasai bahasan tersebut, untuk itu saya sarankan gunakan waktu belajar sebelum mengikuti kompetisi, ketika kompetisi hanya memperdalam saja. Saya juga sangat sarankan hari sebelum tes UKBI istirahat saja tidak perlu belajar lagi, karena tes UKBI sangat menguras tenaga, membutuhkan konsentrasi yang dalam, kebugaran tubuh dan peforma sebagai point penunjang. 

Saya sangat merasa kecewa karena hasil UKBI saya tidak sesuai yang saya harapkan, karena saya mengikuti kompetisi tanpa amunisi dan persiapan yang matang. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk mengikuti pemilihan duta bahasa. Sampai akhirnya diajak oleh teman saya yang notabennya adalah pemenang tahun sebelumnya, ketika diajak saya masih sangat ragu dengan kemampuan saya sendiri, saya berpikir bahwa saya belum cukup pantas mengikuti pemilihan tersebut. Tiba diakhir pendaftaran saya mengembalikan berkas bersama teman yang menjadi rekan kerja selama menjabat duta bahasa, M. Maulana Rizky. Setelah lulus seleksi berkas, saya juga masih ragu mengikuti pemilihan tersebut, bahkan saat tes UKBI juga saya tidak memiliki persiapan apapun hanya mengandalkan pengetahuan yang saya memiliki. Daaann tidak disangka saya lulus menjadi salah satu finalis dari 9 finalis wanita lain untuk mengikuti karantina. Disini saya merasa sangat kecewa karena tidak berada diposisi yang saya inginkan dan disini juga saya baru sadar kalau niat tidak serius saya ini mengambil rezeki orang lain. Saya merasa bersalah mungkin peserta lain yang memiliki niat, tujuan dan persiapan yang matang jadi terdzolimi karena niat yang tidak serius saya. Semoga apa yang saya sampaikan ini juga tersampaikan, agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. 


3. Persiapan Pra-karantina
Sesi ini saya membulatkan niat dan tujuan saya mengikuti pemilihan duta bahasa, apa yang harus saya lakukan dan apa yang bisa saya berikan, bukan hanya untuk mendapat gelar duta bahasa tetapi juga tujuan dari penyelenggaraan duta bahasa itu sendiri. Karena saya percaya niat yang baik akan mengantarkan ke tempat yang baik juga. Sesi ini panitia memberikan tugas membuat proposal/makalah tentang kebahasaan. Saya lupa judul proposal yang saya buat, saya sarankan untuk proposal/makalah dibuat sesuai kaidah penulisan yang baik dan benar. Buat ide gagasan yang beda dari yang lain. Nilai lebih saya saat itu dibandingkan yang lain dari segi proposal karena saya mencantumkan banyak referensi. Kebanyakan orang dalam waktu singkat akan menggunakan jalan alternatif untuk memperoleh proposal dengan "googling"  saat itu saya juga mencari referensi diinternet namun saya perkaya kembali dengan beberapa sumber. Selain itu gunakan konsep proposal yang muda direalisasikan. Di sesi ini juga saya sarankan untuk membuat media presentasi tentang proposal yang sudah dibuat duluan agar nanti tidak keteteran saat karantina, karena nanti ada sesi presentasi yang menuntut membuat media dalam kurun waktu beberapa jam saja.


4. Karantina
Sesi ini saya berbagi tips untuk persiapkan performa secara maksimal. Sudah tidak asing bahwa karantina akan menguras waktu dan tenaga. Gunakan pakaian yang rapi dan sopan, gunakan pakaian yang menonjolkan sisi terbaikmu. Saat itu saya menggunakan beberapa pakaian dari sponsor yang membuat saya berbeda dengan finalis yang lain. Tujuannya sebagai penunjang peforma dan meningkatkan kepercayaan diri agar tidak terbanting dengan yang lain. Bawalah obat dan vitamin yang diperlukan, saya sendiri selalu membawa madu saat saya mengikuti karantina agar tetap bugar dan fokus selama kegiatan. Peralatan ibadah juga tidak lupa dibawa karena beban pikiran dan hati tidak ada tempat yang bisa berteduh selain ibadah. Lucunya setiap karantina akan ada saat saya merasa jatuh/down, akan ada saat saya merasa sangat ingin menangis. Setiap momen tersebut saya gunakan untuk mengadu juga meminta kepada-Nya. Peralatan ibadah pribadi membuat kita lebih efisien terhadap waktu, terutama perempuan. Karena waktu yang terbatas dengan kegiatan yang banyak membuat kita harus curi waktu agar bisa beribadah dengan pakaian yang juga sungguh menyulitkan. Bagi wanita membawa pouch make up dan perlengkapan sendiri juga lebih mengefisienkan waktu. Pertanyaannya kenapa harus berias? Kembali yang panitia inginkan adalah wajah dari lembaga tersebut, tentunya wajah yang sudah siap tempur dalam berbagai delegasi, salah satunya dengan penampilan. 


5. Wawancara
Wawancara merupakan sesi mendalam untuk mengetahui kepribadian juga wawasan. Saat pemilihan duta bahasa di tahun 2016 setiap orang hanya akan diwawancara oleh satu juri dengan topik, kebahasaan, wawasan, kebudayaan, psikologi dan minat bakat. Hari itu tidak ada rasa grogi sedikitpun dalam diri saya, saya pasrah saja dengan apapun yang terjadi. Selama karantina saya sempat tidak percaya diri karena menurut saya kemampuan saya tidak sebanding dengan finalis wanita lain yang notabennya sudah memiliki banyak prestasi dan juga pengalaman. SubhanAllah sudah sampai dititik ini saja sudah sangat bersyukur. Silih berganti orang yang masuk ke ruang wawancara tapi nama saya juga belum dipanggil. Sedikit merasa kecewa karena saya adalah finalis wanita terakhir yang dipanggil. Sempat tidak percaya diri dan sempat berpikir mungkin saya tidak cukup baik sehingga menjadi yang terakhir. Tapi saya punya niat juga tujuan yang jelas mengikuti pemilihan tersebut dan saya sudah berusaha semampu saya, selebihnya saya serahkan kepada proses saja. Memasuki ruang wawancara , saya diinterview langsung oleh kepala balai bahasa provinsi Aceh. Banyak sekali pertanyaan yang terlontar dan saya usahakan menjawab. Tentu saja beberapa pertanyaan yang sudah saya prediksi dan persiapkan jawabannya yaitu pertanyaan-pertanyaan klise seperti mengapa mengikuti duta bahasa? jika terpilih apa yang kamu lakukan? berapa bahasa yang kamu kuasai? bagaimana perkembangan bahasa saat ini? solusi apa yang bisa kamu berikan terhadap permasalahan tersebut?. Pertanyaan-pertanya tersebut dilakukan dengan 3 aspek bahasa, bahasa nasional, daerah juga bahasa asing yang tentu saja kamu kuasai. Saran saya disesi wawancara ini lebih ditekankan kepada bahasa daerah dan bahasa asing. Mengapa? karena bahasa nasional atau bahasa Indonesia sudah di tes saat UKBI dan akan dilihat langsung saat presentasi proposal nanti. Latihan wawancara juga akan membantu untuk meningkatkan kepercayaan diri. Saat itu saya berlatih di depan cermin, dengan teman bahkan saat berkendara sekalipun. Karena jauh-jauh hari saya sudah berlatih publick speaking, jadi tidak begitu kesulitan dalam wawancara. Tips dari saya di sesi wawancara ini terus latihan berbicara di depan khalayak, gunakan eye contact dengan juri, usahakan interaktif, confident dan ekpresi yang meyakinkan bahwa kamu adalah duta bahasa. 

Ditahun seterusnya saya bersama ikatan duta bahasa provinsi Aceh menerapkan konsep dua tahap untuk wawancara. Tahap pertama wawancara dengan ikatan yang terdiri dari pemenang di tahun sebelumnya dan wawancara tahap kedua nanti bersama juri yang sebenarnya. Wawancara terbagi atas beberpa pos diantaranya kebahasaan, pengetahuan umum, psikologi, kebudayaan dan minat bakat. 


6. Presentasi proposal
Presentasi proposal merupakan tahap akhir dari penilaian pemilihan duta bahasa. Proposal yang sudah dibuat akan dipresentasikan dihadapan juri dan teman lainnya. Ditahap ini kemampuan public speaking dan kebahasaan lebih ditekankan. Saat itu, saya mendapat nomor urut kedua untuk presentasi. Sedikit grogi diawal, tetapi karena terbiasa latihan dan praktik langsung tidak meruntuhkan rasa percaya diri saya. Ini merupakan point penting apa yang bisa saya berikan untuk duta bahasa. Saya menciptakan program kerja dan produk itu sendiri. "Salam bahasa" merupakan produk yang saya buat saat presentasi hingga kini masih digunakan. Saat pra-karantina saya berpikir keras apa yang bisa saya berikan dan saya tinggalkan untuk kenangan mengikuti duta bahasa, untuk kemajuan duta bahasa, salah satunya dengan "salam bahasa" yang menjadi tag line duta bahasa provinsi Aceh. Alhamdulillah ciri khas tersebut mengantarkan saya menjadi Duta Bahasa Provinsi Aceh 2016. Kembali ke sesi presentasi, tips dari saya saat sesi ini perbanyak latihan, karena seberapapun pintar dan seberapapun bagus konsep yang anda buat jika tidak tersampaikan dan terealisasi akan percuma. saat itu tema saya sangat sederhana tapi penyampainnya saya usahakan mengena dengan baik. Bagus tidaknya presentasi bukan karena pintar tidaknya seseorang tapi siap tidaknya untuk melakukan presentasi. Latihan vokal dan artikulasi, perdalam intonasi, gunakan penekanan pada poin yang dianggap penting, variasikan presentasi dengan ekpresi wajah dan interaktif. Saat wawancara saya ajak juri juga audiens berbicara dan saya gunakan juri sebgai sampel atau contoh kasus presentasi yang saya buat. Gunakan gaya presentasi yang formal namun interaktif. Saya tidak menyarankan ada kata atau istilah asing yang tidak sesuai kaidah digunakan saat presentasi atau materi yang disajikan, karena ini akan menjadi nilai minus pada penilaian anda. 


Demikian rangkaian kegiatan pemilihan duta bahasa juga tips dan trik dari saya. Semoga bermanfaat dan mohon maaf atas berbagai kesalahan. Saya percaya niat yang baik akan mengantarkan ke tempat yang baik juga. Menjadi bagian dari duta bahasa provinsi Aceh adalah pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya, sehingga saya bisa berada dititik ini. Semangat mengupgrade diri dan good luck untuk kompetisinya..........

Salam bahasa 
Bahasa Indonesia 
Bangga !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MY DEAR FUTURE SON

Tips menjadi seorang "DUTA"